Dilema Cinta dan Manajemennya
1.
Kenali Cintamu
Cinta
merupakan perasaan dasar manusia. Namun, definisi yang baku dan penjelasan
mengenai bagaimana datangnya cinta, tidak mudah untuk dipahami dan sebagian
masih menjadi misteri. Sebagai contoh, ada seorang wanita yang jatuh cinta pada
seorang laki-laki yang menurut sebagian besar orang laki-laki tersebut sangat
tidak menarik. Hampir tidak ada kelebihan yang dimiliki laki-laki tersebut.
Tentu, jika ditanyakan pada sang wanita, mengapa ia mencintai laki-laki tersebut,
ia pun tidak tahu jawabannya. Biasanya, wanita yang berada dalam kondisi
seperti ini, akan menjawab dengan pasrah ‘cinta itu tidak bisa didefinisikan
dan tidak perlu alasan’. Bagi orang yang mendengarkannya tentu akan mengiyakan
jawaban tersebut. Begitulah cinta, tidak ada definisi yang baku tentangnya.
Hanya orang yang merasakannya saja yang dapat mengerti apa itu cinta. Tentang
bagaimana datangnya, Islam memiliki definisi yang jelas, seperti yang tertulis
dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 14
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Artinya
bahwa cinta itu adalah fitrah, yang pasti dirasakan oleh manusia. Mengenai
datangnya, cinta ini bisa datang dari Allah dan bisa juga datang dari bisikan
setan (perasaan yang datang dari setan ini oleh sebagian orang tidak bisa
dikatakan sebagai cinta, mereka menyebutnya seabagi nafsu. Akan tetapi dalam
hal ini, untuk memudahkan pemahaman kita dan untuk menggambarkan perasaan yang
selama ini banyak melanda manusia terlebih dikalangan muda-mudi, maka kita akan
menyebutnya cinta). Cinta yang datang dari Allah merupakan anugerah atas cinta
yang didasarkan cinta pada Allah. Sedangkan cinta dari setan datang dari
bisikan-bisikan setan yang akan melenakan manusia, sehingga membuatnya
melakukan maksiat dan melanggar syariat. Cinta dari setan ini dapat
mengantarkan manusia ke dalam neraka, karena kelalaiannya melangar
batasan-batasan suci cinta.
Cinta
merupakan bagian dari perasaan yang bisa datang dan pergi. Cinta karena Allah
suatu saat bisa pergi, saat orang yang dicintai tidak lagi dapat mendukungnya
untuk dekat dengan Allah. Karenanya perlu keistiqamahan dalam membangun cinta
ini, yakni senantiasa terus mendekatkan diri pada Allah. Sedangkan cinta yang
berasal dari bisikan setan merupakan cinta yang rapuh dan gampang patah. Karena
didasarakan pada hawa nafsu semata. Perasaan cinta yang berasal dari setan
dapat hilang ketika nafsu sudah terpenuhi. Karena tujuan dari cinta tersebut
hanyalah melampiaskan nafsu sehingga jika sudah terselesaikan maka akan selesai
tugas setan dalam membisikan cinta kepada manusia, dan bisa jadi hasutan setan
tidak lagi tentang kecintaan tapi tentang kebencian. Jadilah, cinta itu pergi
dan yang tertinggal hanya luka yang mendalam dan seberkas kebencian.
Oleh
karena itu, ketika jatuh cinta kita harus tahu, apakah ini cinta anugerah dari
Allah atau yang berasal dari bisikan
setan? Karenanya, jangan terburu-buru dalam menilai perasaan cinta. Kalaulah
ada perasaan yang berbeda atau tidak biasa dengan lawan jenis, jangan langsung
menyimpulkan bahwa ini merupakan perasaan cinta dari Allah. Pada hakikatnya
cinta itu adalah perasaan yang suci dan indah, seperti kata para pujangga bahwa
hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Jadi, jangan karena tergesa-gesa
menafsirkan, cinta itu jadi kotor dan akhirnya tidak indah. Karenanya,
diperlukan keterlibatan Allah di sini. Ketika sedang jatuh cinta, seseorang
harus giat untuk mendekati Allah agar Allah memberikan jawabannya. Sehingga,
ketika cinta itu datang melanda, ibadah harus semakin ditingkatkan. Jikalah ada
perasaan ‘galau’ melanda, senantiasa ingat akan firman Allah surat Ar Rad ayat
28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tentram”. Semakin sering bertemu dengan Allah di
sepertiga malam, semakin khusyuk berdoa dan meminta, dan semakin kuat cintanya
kepada Allah. Berharap agar Allah memberikan bimbingan untuk menapaki menuju
jalan-Nya yang terang. Jika memang cinta itu hanya karena bisikan setan, mohon
pada Allah agar dijauhkan dari godaan-godaan setan sehingga terhindar dari
perbuatan-perbuatan tercela yang bisa menjerumuskan. Mintalah pada Allah untuk
menghapuskan perasaan-perasaan tersebut, memberikan ketenangan dan keikhlasan,
serta keyakinan akan datangnya cinta yang suci yang berasal dari Allah.
Mulailah untuk membersikan hati dan mengevaluasi diri, serta mencoba untuk
melakukan interaksi yang benar dengan lawan jenis sehingga tidak memancing
setan untuk membisikan jeratan-jeratan cintanya.
2.
Salah Penafsiran
Ada
sebuah kisah dari buku Semangkuk Cocktail Cinta karya Rahayu Aningtyas, yang
mana kisa cinta ini menimpa seorang wanita solihah. Wanita ini merupakan wanita
yang santun, auratnya tertutup, dan berpenampilan lugu. Suatu ketika ia depresi
dan menjadi gila karena cinta. Penampilannya berubah. Ia sering menggunakan
make up tebal dan kacamata hitam, kacamata ini berfungsi untuk menutupi matanya
yang merah karena pengaruh ganguan jiwa yang menimpanya. Karena iba dengan
kondisi wanita tersebut, akhirnya sang penulis, Rahayu Aningtyas, mencoba untuk
menegur laki-laki yang disukai oleh sang wanita, dan jawaban laki-laki itu
adalah:
“Kok aku yang disalahkan. Selama ini aku memang senang bercanda pada
semua teman, memberi perhatian pada siapapun, dia salah satu yang kuberi
perhatian. Apanya yang salah? Bukan kesalahanku kan? Justru ini kesalahannya
karena berlebihan menilai perhatianku.”
Cinta
yang diawal dirasakan indah oleh sang wanita, ternyata berakhir duka, karena ia
terburu-buru dalam menafsirkan cinta. Perasaan ‘baper’ yang dipermanis dengan
bisikan setan, mampu menjerat manusia sehingga terjerumus ke dalam lembah hitam
cinta. Kesalahan penafsiran dan pengharapan yang semestinya tidak ditujukan
kepada orang tersebut, berujung pada kekecewaan yang teramat dalam yang tidak
hanya mengakibatkan sakit di dalam jiwa tetapi juga bisa sakit fisik. Dalam
kisah tersebut akhirnya, sang wanita melakukan terapi kejiwaan untuk proses
penyembuhan, karena bagaimanapun dia harus tetap melanjutkan kuliahnya, yang menjadi beban psikologis usai menjalani terapi,
ketika ia harus menjalani kuliah dengan si pria idaman yang memang satu kampus
dengannya.
Kisah
tersebut mungkin juga banyak dialami orang-orang di sekitar kita atau bahkan
diri anda sendiri. Tentunya, akan menjadi sebuah ujian bagi orang-orang yang
mudah untuk jatuh cinta, dan bersyukurlah bagi orang-orang yang tidak mudah
jatuh cinta. Dari beberapa kisah salah penafsiran, ada orang-orang yang tidak
sampai depresi dan bahkan tidak sampai melakukan pengharapan. Karena sejak awal
dia mampu mengenali cintanya. Jika ia sudah bisa membedakan antara cinta karena
Allah atau karena nafsu, tentu dia akan meminta pada Allah, bukan berharap pada
yng bukan menjadi miliknya.
Salah
penafsiran ini sering terjadi karena ada yang tidak benar dalam berinteraksi
dengan lawan jenis. Untuk itu, perlu diketahui batasan-batasan dalam
berinteraksi. ‘Witing tresno jalaran
soko kulino’, begitulah pepatah jawa menjelaskan tentang perantara yang
bisa menimbulkan perasaan cinta, yakni ‘kulino’ atau terbiasa. Pertemuan yang
intens dan interaksi yang sering dilakukan dapat membuat seseorang terbiasa,
yang akhirnya, jadi terbiasa untuk duduk bersama, jalan bersama, makan bersama,
nonton bersama, yang kemudian dapat berubah menjadi duduk berdua, jalan berdua,
dan semuanya dilakukan berdua. Hal inilah yang perlu disikapi serius dalam
hubungan antar lawan jenis, terlebih yang sering melakukan interaksi. Perlu
pengetahuan dan praktek bagaimana cara menjaga hati.
3.
Kiat Menjaga Hati
Cinta
yang suci itu datang dari Sang Maha Pencipta dan merupakan anugerah bagi yang
merasakannya. Cinta suci ini datang dari hati, perasaan terdalam, dan
pemikiran-pemikiran rasional. Bukan karena nafsu setan. Untuk menghindarkan
diri dari godaan-godaan setan dibutuhkan interaksi yang benar antara laki-laki
dan perempuan.
Dalam
surat An Nur ayat 30 dan 31, Allah memperingatkan kepada orang-orang mukmin
laki-laki dan perempuan untuk menundukkan sebagian pandangannya ketika
berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahram, dan hendaklah memelihara
kemaluannya dan jangan menampakkan perhiasannya. Tidaklah terlalu berlebihan
jika kita sebut mata sebagai media yang ampuh untuk menumbuhkan cinta. Namun,
jika cinta itu belum tepat datangnya hendaknya muslim dan muslimah berusaha
untuk menjaga pandangannya pada hal-hal yang tidak menjadi haknya. Jika kita
tahu bahwa cinta itu bukan hak kita dan bukan haknya, maka segeralah
menundukkan pandangan. Peringatan ini ditambahkan oleh Rasulullah dalam Hadist
riwayat Muslim yang mana penglihatan itu sebagai anak panah iblis yang sangat
beracun. Sebagai gantinya, yang menigngalkannya karena takut kepada Allah maka Allah akan menggantikannya
dengan iman yang terasa manis di dalam hatinya, dan di dalam surat An Nur ayat
30 dikatakan bahwa yang demikian itu lebih suci baginya. Berikut imbalan bagi
orang-orang yang menahan pandangannya, sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Tabrani dan Ahmad,
“Tidak
ada seorang Muslim yang memandang keindahan seorang perempuan, lalu ia menahan
pandangannya, melainkan akan dijadikan baginya suatu ibadah yang kemanisannya
akan ia rasakan dalam hatinya.”
Selain
pandangan mata, Rasulullah memberikan tata cara tentang berpakaian. Seperti
saat beliau menugur Asma karena pakaian yang ia kenakan terlalu tipis. Menutup
aurat bagi laki-laki dan wanita adalah kewajiban. Karena hal tersebut dapat
menghindarkannya dari fitnah dan marabahaya, termasuk bahaya panah-panah iblis.
Menjaga aurat bagi wanita juga termasuk tidak melemah lembutkan suaranya di
depan laki-laki. Dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 32 Allah memberikan peringatkan
bagi orang yang bertakwa untuk tidak melemah lembutkan suara. Karena hal tersebut
dapat menimbulkan nafsu bagi orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya.
Rasulullah
memperingatkan interaksi antara laki-laki dan perempuan yang benar yang terdapat
dalam hadist riwayat Ahmad, dimana umat muslim yang beriman pada Allah dan hari
akhir, makan hindarkanlah diri dari berduaan dengan yang bukan mahram, karena
pihak ketiganya adalah setan. Setan tidak akan pernah berhenti menggoda manusia
dan mereka mendapatkan penangguhan sampai hari kiamat. Janji setan tersebut
diabadikan oleh Allah dalam Al Quran surat Shad ayat 82. Maksiat terjadi tidak
hanya karena nafsu, tetapi juga kerena bisikan setan, waspadalah! Waspadalah!
Hal
lain yang perlu diperhatikan bahwa interaksi antara laki-laki dan perempuan
tidak boleh terlalu berlebihan. Kisah di atas memberikan gambaran bagaimana
perhatian yang berlebihan yang diberikan oleh laki-laki dapat ditafsirkan
berbeda oleh perempuan. Di dalam dunia laki-laki dan wanita terdapat banyak
perbedaan. Seperti hasil penelitian Dr Louann Brizendine yang menyatakan bahwa laki-laki
hampir selalu berfikir menggunakan logika sedangkan perempuan banyak
menggunakan perasaannya. Ketika laki-laki berfikir perhatian yang diberikan
kepada seorang wanita merupakan sebuah kewajaran, karena timbal balik atas
perlakuan wanita terhadapnya, seorang wanita akan meresponnya dengan segudang
tanda tanya, dan mungkin sampai pada timbulnya perasaan-perasaan yang berbeda.
Jika laki-laki mengatakan wanita terlalu ‘lebay’ atau malah menyalahkan atas
kesalahan wanita dalam menafsirkan perlakuannya, ketahuilah bahwa wanita itu
sangat sensitif perasaannya. Perasaan tersebut muncul karena dorongan dari
hatinya yang begitu sensitif. Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan
laki-laki memperlakukan wanita bukan mahram secara berlebihan. Begitu juga
dengan wanita, hendaklah ia tidak berlebihan dalam bergaul dengan laki-laki.
Bagi
laki-laki harus ingat bahwa wanita merupakan cobaan di dunia. Maka, perlakukan
ia dengan benar, agar tidak menjadikan bencana di kemudian. Bagi perempuan
hendaklah ia senantiasa menjaga kehormatannya agar tidak menjadi godaan bagi
laki-laki karena hal tersebut dapat melukainya suatu saat nanti.
Ketika
cinta suci memang sudah datang, libatkan Allah untuk memantapkan hati. Akan
tetapi, ingatlah selalu bahwa seindah-indahnya cinta adalah yang dibangun dalam
rumah tangga. Sehingga, tidak salah jika ada yang menyebut cinta sebelum
menikah itu ‘ilegal’, karena belum
diikat oleh sucinya pernikahan. Wallahualam bissawab…
Komentar
Posting Komentar