Sentilan untuk Kamu yang Gak Pandai Bersyukur
Wahai Pemilik nyawaku, betapa lemah diriku
ini, berat ujian dariMu, kupasrahkan semua padaMu.
Terkadang kita
merasa menjadi orang yang paling nelangsa
(menderita). Beban seakan berpikul di pundak kita. Penderitaan tiada akhir.
Bahkan terkadang terceletuk kata “Aku orang paling menderita di dunia”.
Sadarkah sahabat, masih banyak orang yang lebih menderita dari pada kita. Kita
yang baru disentil saja sudah sebegitu hebohnya, seakan dunia mau kiamat.
Oh My God!! Gak segitunya kali. Ingat !! Hidup itu sebentar, maka ujianpun
sangat sebentar.
Kenapa harus
terbenam dalam penderitaan, yang lama kelamaan akan menimbulkan ketidak puasan,
yang berakhir pada penghujatan, penghujatan kepada Yang Maha Tinggi. Bukan
begitu kawan, syukuri apa yang ada, bangkitlah dari perasaan menderita, dan
berjuanglah untuk menjemput kebahagiaan. Karena sejatinya, bersama kesulitan
pasti ada kemudahan.
Sahabat, mari
aku tunjukkan beberapa kenikmatan yang telah kita miliki saat ini, agar
kamu malu bila mengatakan bahwa kau
orang paling menderita sedunia…
Tuhan, baru kusadar, indah nikmat sehat itu,
tak pandai aku bersyukur, kiniku harapkan cintaMu
Semoga saat
membaca catatan ini kamu sedang dalam keadaan sehat. Amin. Ya, nikmat sehat.
Betapapun nikmat sehat itu Allah berikan utukmu. Tanpa bayar, GRATIS!! Pernah
baca buku yang judulnya “Surat Kecil Untuk Tuhan”? Iya, sama aku juga belum
pernah baca. Kurang lebih buku itu bercerita tentang perjuangan seorang gadis
kecil melawan penyakit yang bersarang ditubuhnya. Subhanallah, ia berjuang
melawan vonis dokter yang mengatakan umurnya hanya sampai tiga bulan lagi.
Hari-hari yang dilewati bukan tanpa tantangan. Perasaan sakit yang kian menderu
didirinya, wajah yang kian lama berubah jadi mengerikan bak monster, dan lain
sebagainya sampai ia benar-benar mengalahkan vonis dokter dan bertahan selama
tiga tahun. Itu gadis kecil sahabat. Wah, coba saja Allah berikan penyakit itu
padamu sobat, pasti sudah putus asa kau dibuatnya… haihai
Sahabatku,
senang rasanya bisa melihat wajah sendiri di kaca. Ada orang yang selama hidupnya tidak pernah
melihat wajahnya sendiri, sampai ia meninggal. Iya, lha wong dia buta. Setiap
hari kau bisa lihat tanaman-tanaman pagi menyapa indahnya pagi, kalau orang
buta? Boro-boro liat, lha wong letak tumbuhannya saja dia gak tahu dimana. Duh,
kasihan orang buta itu, hari-harinya dipenuhi kegelapan. Gak tahu siang gak
tahu malam, wes sami mawon (sama
saja). Ingin melihat ibu yang telah susah payah melahirkannya, gak bisa. Ingin
melihat ayah yang telah berjasa membesarkannya, gak bisa. Ingin melihat
seseorang yang suaranya begitu damai sampai ia terpesona, gak bisa. Eitt,
tunggu dulu terpesona karena suaranya, ya maksudnya suara kakaknya yang sedang
mengaji gitu. Lah, sudahlah. Pokoknya kasihan deh kalau liat orang buta. Nah,
kamu masih sehat kan
sahabat? Ya iyalah kalau buta sudah pasti gak bisa baca catatan ini, boro-boro
baca.. Hahai.
Untuk itu
sahabat, bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki saat ini. Malu sama Allah,
udah dikasih hati gak disyukuri. Huuuuu… jangan sampe dibilang “gak tahu malu”.
Sahabatku, Allah
telah memberikan semua indera dengan begitu sempurna. Kau bisa mendengar, bisa
melihat, bisa berbicara, bisa merasa, bisa meraba, semuanya bisa dilakukan
sobat. Hidung, Allah memberimu hidung untuk bernafas. Coba Kalau Allah gak
memberikan hidung buatmu, wah mati aja loe! Dimandikan abis itu dikuburkan.
Nah, beruntung Allah memberimu hidung, biarpun hidungmu delesep yo wajib disyukuri, yang pentingkan punya hidung! Bisa
menghirup udara! Heihei… Ngomong-ngomong udara yang kita hirup ini juga gratis
kan sobat.
Coba kita disuruh bayar sama Allah, kayak di rumah sakit rumah sakit yang
pasiennya harus bernafas dibantu dengan selang-selang dari tabung oksigen. Duh,
bangkrut kita.
Sahabatku,
jangan pernah katakan kau orang yang paling menderita se-dunia. Masih untung
kamu bisa menikmati duduk-duduk santai sambil membaca catatanku ini, ditemani
secangkir teh dan sepotong roti yang lezat, mungkin, hehehe. Coba tengok
saudara-saudara kita di Palestina sana.
Boro-boro facebook, tv nyala aja untung-untungan. Fiuuuu, saudara-saudara kita
di Palestina tentunya keadaannya sungguh sangat menderita dibanding kita di
sini (Indonesia).
Sahabatku, masih
senang kita bisa melihat orang-orang yang kita sayangi. Ibu, maybe. Bapak,
mungkin juga. Adik, kakak, teman-teman. Semuanya dah. Kecuali pacar, karena memang
itu gak pernah tertulis di Kamus Besar Kehidupan Islam. Kita masih bisa bertemu
mereka, atau paling enggak saat ini kita udah bisa nikmatin hasil dari jerih
payah mereka (kedua orang tua). Biaya sekolah, biaya jajan, biaya khusus untuk
pergi ke warnet, biaya untuk teraktir temen-temen, biaya untuk gontaganti baju,
biaya untuk beli buku, dan semua yang bersangkut paut ma biaya. Kasih sayang,
perhatian, pengharapan, semuanya mereka berikan untuk kita. Lalu gimana kalau
ternyata besok terdengar kabar kalau mereka meninggal???????? Sudah siap?
Belum. Ya sama. Tetapi siapa yang bisa menjamin kalau mereka bisa tetap hidup
sampai kita benar-benar siap melepaskan kepergiannya. Bisa saja besok, atau
nanti, bahkan kalau Allah mau sekarang juga bisa. Ingat sahabat, sesungguhnya
kematian itu sangat dekat.
Sungguh pun Allah
telah memberikan kenikmatan-kenikmatan itu sobat. Kalaulah kamu melakukan
seluruh perintahnya, itu wajar. Tapi kalau lalai akan perintahnya, itu kurang
ajar. Ayolah kawan, malu sama Allah. Allah udah ngasih kita kenikmatan. Kita!
Salat aja malas-malasan. Disuruh ngaji, ogah-ogahan.
Haduh biyung, mau ditaruh dimana muka ini. Malu cuy, malu!! Sadar kawan, hidup
cuma sebentar. Kematian mengincarmu setiap saat. Azab Allah itu amat pedih!!
Hiiii, ngueriiii, medeniiii, menakutkan!!! Pokoke tewaslah.. Eits, gak sampai
situ. Abis tewas dihidupkan kembali, tewas lagi, hidup lagi. Begitu penyiksaan
berlangsung sampai kamu benar-benar sadar.
Sahabat, surga
itu indah. Berusahalah wujudkan keinginanmu untuk masuk ke surga itu dengan
melakukan amalan-amalan yang diperintahkanNya. Lakukanlah shalat lima waktu, awalnya memang
sulit tapi kalau sudah menjadi kebiasaan pasti enak. Ngaji itu penting,
biasakanlah, lama-lama pasti terbiasa. Tutuplah aurat, kalau yang cewek pakai
jilbab. Pakai jilbab itu wajib lho, gak mau kan rambutnya dibakar di neraka. Apa masih
ragu? Atau bahkan takut? Em, jangan salah! Awalnya pasti sulit dan ogah-ogahan, panaslah, risihlah, gak
modis lah, takut gak sesuai ma perilakunya lah, dan lain-lain sampai-sampai ada
yang gak mau pake jilbab takut gak bisa nunjukin rambutnya yang indah. Duh,
kasihan ya.. Kasihan dia kalau harus merasakan pembakaran rambut di neraka
nanti… Akan ada banyak cobaan saat engkau memulai memakai jilbab. Santai saja
kawan! Bukan hanya kamu yang merasakan hal itu, tetapi para pendahulumu
(jilbaber-jilbaber) itu juga sudah pernah merasakannya. So, mulailah dan
persiapkan perjuangan!!
Nah, yang
laki-laki, yuk sama-sama kita jaga pandangan. Jangan mau mantengin cewek
apalagi yang udah punya suami, bakalan susah urusannya. Jangan pandang
sembarangan lawan jenis yang bukan muhrimmu. Tahukan cinta itu datang dari mata
turun ke hati. Wahahaha… Gubarak!! Falsafah kuno tu. Bagi para muslim
seharusnya cinta itu datang dari kesalehan turun ke hati yang akan
direalisasikan melalui sebuah akad suci yang disebut pernikahan, kan gitu. Okelah kalu
begitu, lanjut! Tundukkan pandanganmu kawan, kasihanilah matamu jika harus
tidak sengaja melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat. Kasihanilah
fikiranmu jika harus memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi padamu.
Kasihanilah hatimu jika harus menginginkan seseorang yang belum tentu menjadi
milikmu. Ai sudahlah, ingat kawan, laki-laki itu adalah pemimpin. Pemimpin umat,
pemimpin dalam rumah tangga. Persiapkanlah dirimu! belajarlah menjadi pemimpin, karena kau akan menjadi pemimpin
dalam mendidik anak-anakmu kelak.
Sahabat, ayolah!
Aku tahu kita punya idealisme yang sama yaitu pengen masuk surga, dan yang pastinya gak mau masuk neraka. Ayo
kawan lakukan perintah Allah, kita sama-sama belajar kawan. Sekali lagi,
malulah pada Allah, kawan. Allah udah kasih kita semuanya, kita sepatutnya
membalasnya dengan memberikan penghargaan terhadap semua perintahnya dengan
menjalankannya. Ayo membiasakan semua yang diperintahkannya (ex: shalat, puasa,
tilawah, sedekah, qiyamulail, shalat sunah) agar menjadi kebiasaan, yang suatu
saat bila kita meninggalkanya akan terasa ada yang kurang gitu.
Sahabatku, kita
kembali ke awal pembicaraan kita. Sekali lagi kau jauh lebih baik dariku. Aku
hanyalah manusia biasa yang tak sempurna. Sungguhpun aku tak pantas
menasehatimu yang lebih tahu dariku, anggaplah ini bagian dari rasa cintaku
pada sahabat-sahabatku. Inilah yang aku bisa lakukan untukmu, sebagai tanda
rasa cinta akan persahabatan kita. Jangan marah kawan ketika aku berbicara yang
tak seharusnya kutuduhkan padamu, anggaplah aku tak tahu siapa dirimu, hanya
bermaksud untuk memberi perhatian kepada mu, sahabatku. Sahabat, maafkan atas
kesalahanku yang kerap berlaku tak sesuai inginmu. Aku memang manusia biasa
yang tak pernah luput dari kesalahan. Maafkan aku sahabtku, senang bisa
mengenalmu dan menjadi sahabatmu.
Akhirnya, ajakan
terakhir dariku “Yuk sama-sama meraih ridhoNya, agar kita bisa kesurga
sama-sama ^_^ ”
Komentar
Posting Komentar