Kenapa aku Minder? Kalau aku minder bagaimana dengan da’wah?


Rasa minder sering dialami manusia. Perasaan minder salah satunya akibat dari rasa kurang percaya diri, merasa dirinya belum memiliki kemampuan melakukan suatu hal atau menjadi sesuatu.  Rasa minder ini akan dialami seseorang paling tidak sampai ia menemukan kembali rasa percaya diri pada dirinnya.
Rasa kurang percaya diri dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni rendahnya ilmu pengetahuan,  lingkungan, dan tekanan.
Ayo kita bicarakan dalam konteks da’wah,
Seseorang yang malas untuk mencari ilmu, akan cenderung berfikiran sempit dan itu akan membuatnya kurang percaya diri untuk melakukan sesuatu.
Lingkungan dapat menjadikan seseorang merasa tidak percaya diri bahkan minder (sangat tidak memiliki rasa percaya diri dan selalu merendahkan diri sendiri), weeeh. Kalau ditinjau, perasaan minder itu timbul akibat dari lingkungan yang dilihatnya terlalu jauh dari idealitas yang dimilikinya. Nah disini, ia merasa jauh tertinggal dari lingkungan yang ada. Kebanyak orang tidak mau melakukan apa yang dinamakan dengan da’wah (ajakan), mengajak sesuatu dalam kebaikan, bisanya karena ia melihat ada  orang/sekolompok orang yang menurutnya jauh lebih baik dari dirinya, sehingga lambat laun ia merasa mengajak untuk melakukan amalan-malan misalnya ibadah bukanlah tugasnya. Ia merasa minder karena ada lingkungan yang lebih “mahir” darinya,   jadi kalau dia yang mengajak untuk ngaji dan belajar agama takutnya salah bahkan disalahkan oleh lingkungan yang lebih mahir tadi. Merasa ada pembanding, sehingga ia minder dan malu. Tapi sebenarnya jika ia berada di dalam lingkungan yang dimana ia menjadi orang yang paling mahir ia tidak akan malu atau minder.  Bila diakui, perasaan minder dan malu itu bukan pada orang-orang yang mahir tadi, tetapi pada dirinya sendiri. Banyak sentilan-sentilan yang akan timbul; aku aja belum bisa ngaji untuk apa aku ngajak orang lain buat ngaji? Shalat lima waktu aja aku sering telat, buat apa aku ngajak orang lain buat shalat? Shalat duha aku aja jarang, untuk apa ngajak yang lain? Intinya aku aja belum beres buat apa aku ngjak orang lain?
Seseorang yang mendapat tekanan dari manapun itu, baik dari orang-orang terdekat atau bahkan orang yang tidak ia kenal dan menekannya, akan membuat rasa percaya diri yang ia miliki akan semakin berkurang.  Biasanya ada ejekan “Alah belum hafal satu jus al qur’an saja sudah belagak sok mau jadi imam” dengan kata-kata itu seseorang bisa mundur/tidak jadi menjadi imam, “Alah ngaji al qur’annya aja masih belum lancar, mau ngajakin ngaji?” minder jadi gak jadi ngaji deh... Itulah tekanan-tekanan yang biasanya menerpa seseorang, sehingga membuatnya minder dan tidak jadi mengajak melakukan kebaikan (da’wah).
Sebenarnya peresaan minder itu bisa diatasi dengan cara belajar. Mengajak orang lain dalam kebaikan bukan perkara bagaimana kapasitas diri kita, ini perkara KEWJIBAN kawan. Tapi bukan berarti kita haru selalu dalam kekurangan. Dengan mengajak orang lain dalam kebaikan, itu bisa memacu semangat sekaligus mengingatkan diri kita untuk berbuat kebaikan, sembari itu kita belajar, menambah ilmu, dan memperbaiki diri. Jadi! Kenapa harus minder! No Minder! Da’wah must go on!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi untuk Anak Jalanan