Ini yang harus kamu tahu dari Wanita Berjilbab

Berjilbab merupakan sebuah perintah bagi Muslimah. Umat Islam khususnya Muslimah, tentu sangat paham dengan perintah tersebut. Berjilbab bukanlah tanpa konsekuensi, konsekuensinya sangat besar dan terkadang harus dibayar mahal. Benarkah itu?

Kita tidak bisa memungkiri bahwa di zaman modern seperti sekarang ini masih banyak orang yang phobia terhadap wanita berjilbab. Kecurigaan mereka muncul ketika seseorang yang dihadapannya ternyata sesososk wanita berbalut kerudung dan busana muslimah. Lalu kecurigaan seperti apa yang akan timbul?
"Curiga" selalu berkonotasi dengan hal-hal negatif. Namun, untuk alasan pertama ini saya kira positif sehingga saya ubah kata-kata "curiga" menjadi "dugaan". Ketika melihat wanita berbalut kerudung dan berbusana muslimah, kita akan menduga kalau dia adalah wanita yang taat, karena sudah melaksanakan perintah agama. 
Kedua, (ini tentang curiga) beberapa orang akan curiga kalau wanita berkerudung dan berbusana muslimah ini adalah orang-orang fundamentalis (berfikir sangat mendasar), penuh kekangan, dan skeptis. Karenanya terkadang orang yang berfikir demikian sulit untuk memberikan kepercayaan kepada wanita berkerudung dan berbusana muslimah tersebut. Sekecil apapun kepercayaan itu, dalam hal berteman mungkin, atau dalam hal lain.

Pertama adalah fundamentalis. Fundamentalis sering dikaitkan dengan aksi penolakan terhadap modernitas. Mereka berfikir para wanita berkerudung dan berbusana muslimah adalah para fumdamentalis dan akan cenderung menolak modernitas, yang justru modernitas ini menjadi habit orang-orang yang menolak wanita berkerudung dan berbusana muslimah tadi. Ini menjadi bertolak belakang, sehingga mereka takut jika para fundamentalis ini akan menghambat perbuatan atau pemikiran mereka yang syarat akan modernisasi. 


Kedua tentang kekangan, tidak ada kebabasan. Bersama wanita berkerudung dan berbusana muslimah berarti bersama orang-orang fundamentalis yang penuh kekangan. Banyak sekali peraturan yang harus diikuti, tidak boleh dilanggar, tidak ada kebebasan untuk mengekspresikan diri. Curiganya, kalau bersama wanita berkerudung dan berbusana muslimah, mereka benar-benar akan menghambat modernitas dan menolak kebebasan. 
Terakhir adalah skeptis. Sifat ini sering diartikan sebagai kecenderungan meragukan sesuatu. Tidak mudah percaya dan tidak mau menerima apa adanya. Wanita berkerudung dan berbusana muslimah sering mereka ibaratkan sebagai wanita yang penuh dengan pandangan-pandangan ideal. Tidak menerima sesuatu yang kurang atau cacat. Mereka curiga bahwa wanita berkerudung dan berbusana muslimah ini nantinya akan sulit menerima mereka karena sifat skeptisnya yang cenderung meragukan mereka, mereka menganggap diri mereka sebagai manusia biasa (bahkan hina dan penuh nista).

Lalu, apakah semua pandangan itu benar? 
Tentu tidak, karena semua itu tergantung individunya, bagaimana wanita berkerudung dan berbusana muslimah membawa diri mereka, masing-masing dengan sifat dan gaya yang berbeda-beda. Namun, walau begitu kecurigaan itu masih tetap ada. Begitu banyak pekerjaan, tidak hanya di luar negeri yang minoritas muslim, di Indonesia bahkan, tidak memperbolehkan wanita untuk berjilbab. Kecurigaan-kecurigaan itu masih membayangi para wanita berjilbab apalagi yang berjilbab besar. Kecuali jika mereka sudah bergaul dan menampakkan diri sebagai wanita modern, penuh semangat, dan sangat terbuka. Barulah mereka tahu ternyata kecurigaan-kecurigaannya tidak berlaku.


Sebelum kerudung sebooming saat ini, berjilbab dianggap kuno (jorok) dan bodoh. Setelah para muslimah berjilbab ini mengadakan revolusi, dimana mereka menunjukkan bahwa mereka berfikir modern dan juga menunjukkan kecerdasan mereka, judgment ini akhirnya hilang dengan perlahan. Untuk sikap fundamentalis, penuh kekangan, dan skeptis, para wanita berkerudung dan berbusana muslimah tidak satu suara tentang hal ini. Beberapa dari mereka masih menganggap perlu dan beberapa lagi tidak, tergantung individuya, dan tentunya cakupan ini sangat luas, perlu pendekatan khusus untuk mengetahuinya.

Saya sangat khawatir terhadap perkara yang satu ini. Kali ini saya yang curiga terhadap mereka. Setelah wanita berkerudung dan berbusana muslimah menunjukkan kerapihan,  kecerdasan mereka, sifat terbuka, mudah bergaul, tetapi masih juga tidak bisa diterima. Satu hal yang bisa menjadi jawaban. Mereka tidak memperbolehkan berkerudung dan berbusana muslimah menjadi trend yang akan menjadi lumrah dalam lingkungan, posisi atau jabatan tertentu.

Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi seorang muslimah berjilbab. Sejauh mana mereka dapat mempertahankan diri dari ujian hidup yang menghampiri. Bagi muslimah berjilbab yang berada dalam zona nyaman (artinya mereka tidak pernah mendapatkan kendala berjilbab), tentulah harus memahami, apa penyebab seseorang tidak bisa berjilbab layaknya dirinya. Wanita berjilbab juga diharapkan dapat mberikan bimbingan, solusi dan strategi khusus agar wanita lain bisa berjilbab dengan istiqamah.
Begitulah kehidupan ini, banyak permasalahan yang begitu kompleks dan jelimet. Kita harus banyak berbagi, zaman ini waktunya hidup bersama dan berbagi, bukan  hidup individualis. 

Haruslah ada kepercayaan yang mendalam (iman) yang kuat dalam memahami keberadaan sang pencipta dan kehidupan setelah kehidupan di dunia, selalu menumbuhkan rasa ikhlas, menanamkan komitmen yang kuat, dan memperdalam ilmu, menjadi kunci kesusksesan menjalani ujian di dunia yang fana ini.

Waallahualam bissawab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi untuk Anak Jalanan