Aku tak ingin kau menangis bersedih .....


Saat itu anak kelas tiga sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian. Maklum, pada saat itu nilai ujian nasional menentukan nasib kelulusan. Satu saja pelajaran nilainya kurang dari 4,25 maka habis lah sudah.... :)
Menghitung hari menuju UAN ..... hari-hari terakhir menuju UAN semua orang bertaubat, di pagi hari mushala sekolah penuh orang-orang melaksanakan shalat duha. Mushala tidak pernah sepi, hilir mudik siswa melaksanakan shalat duha dan beberapa dari mereka setelahnya menodong anak Rohis untuk memberikan ceramah dan tausiah, mumpung mau UAN bertobatlah.... :)
Waktu dzuhur, mushala tidak cukup untuk menampung siswa yang membludak. Beberapa harus mengantri, menunggu bergatian (untung sekarang sudah lebih besar mushalanya). Tapi walau begitu kegiatan pekanan Rohis masih sepi. Setiap pertemuan hari Jum’at hanya beberapa orang yang datang, kelas didominasi anak kelas 1 dan 2, yang kelas 3 nda kelihatan, alasannya mau belajar, sebentar lagikan UAN! haha
Tempat les menjadi kegemaran, buku-buku jadi sering dibaca, bada shalat memperbanyak dzikir, tak lupa puasa sunah, sampai yang punya pacar diputusin sementara. Semua orang berbondong-bondong berfastabiqul khoirot.
Saat UAN, beberapa degdegan, ada yang keliahatan, ada yang diempet biar ga ketahuan degdegan, ada yang enjoy karena sudah matap dengan kemampuannya, ada yang santai karena sudah dapat kunci jawaban...
Setelah UAN, ada yang gembira karena lulus, ada yang ga menduga kalau dia bakalan lulus, ada yang ga nyangka kalau dia bakalan ga lulus, ada yang nangis karena terharu, ada yang nangis karena sedih, semua ekspresi ada di saat pengumuman kelulusan....
Yang lulus segera bersenang-senang, baju tak luput jadi korban coret-coretan, pegas motor tak lupa jadi pemuas kegembiraan, jalanan jadi bahan atraksi dadakan, bising dan mengganggu orang baik yang di rumah maupun yang di jalan...
Habis itu lupa, shalat duha jadi ga pernah lagi dikerjakan, alasannya ga ada waktu sibuk les masuk Perguruan Tinggi, qiyamulail sering ditinggalin karena bangunnya kesiangan semaleman begadang cari perguruan tinggi yang bagus, dekat, harganya terjangkau. Shalat lima waktu masih dikerjain, tapi sering telat karena beres-beres rumah ngebantu orang tua, selama ujian ga disuruh bantu-bantu ortu si, dan yang pacaran backstreet, kan Cuma putus sementara....
Ya Rabb, inikah gambaran anak muda sekarang?
Mengemis kasih ketika butuh dan jika sudah didapat lupa, lupa akan apa yang pernah dikerjakan dulu dan lupa kepada Sang Pemberi Kasih itu....
Ya Rabb, jauhkanlah adik-adikku dari sifat itu, biarkanlah mereka menjadi manusia yang selalu ingat padaMu, senantiasa takut padaMu, selalu memberikan kasih dan cintanya padaMu.... Bukan hanya untuk saat ini tapi untuk kemarin, sekarang, dan nanti....
Teriring Salam dari kakakmu.... :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi untuk Anak Jalanan